Minggu, 17 April 2016

RESENSI NOVEL SANG PEMIMPI



Judul              : Sang Pemimpi
Penulis           : Andrea Hirata
Jenis Buku     : Fiksi
Penerbit        : Bentang
Cetakan I       : Juli 2006
Tebal              : X +292 halaman


Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku ini menceritakan kisah kehidupannya di Pulau belitong yang dililit kemiskinan. Namun ada tiga remaja SMA Bukan Main yang bermimpi untuk melanjutkan sekolah hingga ke Perancis menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai dan Jimbron, mereka adalah para pemimpi-pemimpi itu.
Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang begitu nakalnya sehingga mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini, yaitu seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu sendiri. Namun beda halnya dengan sang Kepala Sekolah, Pak Balia adalah cermin guru teladan. Pak Balia lah yang telah memberikan mimpi-mimpi kepada murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron. “ Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Satre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga merubah peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak Balia. Pak Balia juga orang yang tegas, hal ini dibuktikan ketika beliau mandapat Pak Mustar yang menginginkan anaknya dengan NEM 41,75 untuk masuk ke SMA itu, padahal NEM minimal untuk diterimanya seorang siswa harus 42. Padahal tanpa Pak Mustar, SMA ini tidak akan ada.
Namun pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah yang seperti berdiri sendiri, sehingga seolah-olah Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku. Tapi sebenarnya pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, memiliki hubungan yang sangat erat. Seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.
Menurut buku ini, Arai adalah anak yang menurut orang melayu disebut simpai keramat, yaitu keturunan terakhir dari suatu klan karena orang tua Arai sudah meninggal. Arai mulai diasuh keluarga Ikal yang karena memang masih punya hubungan darah yang cukup jauh. Ketika itu dia masih seusia Ikal yaitu kelas 3 SD di suatu sore yang mengiriskan hati. Bagaimana tidak, usia semuda itu sudah menerima nasib setragis itu, apalagi dia menerimanya dengan tabah. Sampai-sampai Ikal dan ayahnya tidak kuat menahan tangis, malahan Ikal yang seharusnya menghibur Arai malah dihibur oleh Arai.
Arai menurut Ikal adalah anak yang memiliki karisma apalagi di matanya, mungkin itu sebagai kompensasi karena nasibnya. Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh, dia  adalah seniman sehari-hari tapi ia tak begitu rupawan tapi dia memiliki otak yang cerdas dan selalu ingin tahu. Arai juga sering menolong Ikal dan selalu membesarkan hatinya. Pernah dulu Ikal memakai model rambut belah tengahnya Koes Plus dengan sangat konyol dan ditertawakan oleh abang-abangnya, tapi Arai tetap membelanya. Bahkan Arai pernah memarahinya karenan kesalahan Ikal sendiri. “Kita takkan pernah mendahului nasib!”, “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati…”, itulah kata-kata yang diucapkannya kepada Ikal saat Ikal berhenti untuk bermimpi dan bercita-cita sehingga nilainya merosot jauh.
Nasib Jimbron nyaris sama dengan Arai, malah lebih memprihatinkan. Menurut Ikal, siapa saja yang melihat Jimbron akan merasa ingin melindunginya, apalagi tahu jika ia gagap dalam berbicara. Tapi yang paling tragis dari kisah Jimbron adalah ketika ia masih kecil. Pada saat itu, beberapa waktu setelah ibunya meninggal, Jimbron di bonceng ayahnya menggunakan sepeda. Di tengah jalan ayahnya tiba-tiba terkena serangan jantung. Jimbron yang masih sangat kecil itu kebingungan mencari pertolongan dan akhirnya diboncengnya sendiri ayahnya yang sekarat itu ke puskesmas terdekat. Tapi beberapa saat setelah tiba di Puskesmas, ayahnya meninggal. Mulai saat itulah Jimbron gagap dalam berbicara.
Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bias ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan dan kesedihan. Tapi selain itu buku ini memiliki lelucon-lelucon yang tidak biasa, cerdas dan pasti akan membuat pembaca tertawa. Dengan membaca buku ini Anda akan mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki wawasan yang sangat luas.
Meskipun disebut sebagai buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, tapi di buku ini nyaris tidak ada hubungannya dengan buku yang pertama, Laskar Pelangi. Tapi Sang Pemimpi hanya menyebutkan kata Laskar Pelangi hanya sekali disebut. Dan keponakan yang Ikal biayai saat di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam buku ini, padahal di Novel sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.
Tapi dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini benar-benar buku yang sangat dibutuhkan oleh remaja negeri ini. Karena buku ini memberi motivasi, member mimpi pada anak-anak yang patah semangat untuk sekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu buku ini juga mengajarkan tentang ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan dengan kerja keras.


                                                    Unsur Intrinsik
·         Tema
Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.

·         Latar
Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.

·         Penokohan dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma Irama : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias padakuda
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.

 Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.

 Gaya bahasa
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
·       Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.

Kelebihan dan Kelemahan

1) Kelebihan

Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.

2) Kelemahan

Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena penulis dengan cerdas dan baik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu

Kesimpulan
Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk.Disni saya dapat mengambil kesimpulan,bahwa kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan.semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.